Menu

Mode Gelap
Warga Pacitan Tewas Diduga Diamuk Sapi Piaraan Sendiri Empat Korban Meninggal di Tol Pejagan–Pemalang Dimakamkan di Pacitan Unit Penjinak Bom Polda Jatim Sisir Lokasi Ledakan di Pacitan, Ditemukan Sisa Bahan Peledak Lemah Lifter Asal Pacitan Luluk Diana Sumbang Emas ke-23 Indonesia di SEA Games 2025 Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya Terperosok Jalan Berlubang, Ibu Muda Meninggal Dunia di Jalur JLS Pacitan

Ekonomi

Didemo Mahasiswa PMII, Ini Respons Kepala Dinas Perikanan Pacitan

badge-check


 Didemo Mahasiswa PMII, Ini Respons Kepala Dinas Perikanan Pacitan Perbesar

Pacitan – Lensa Pacitan, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pacitan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan, Kamis (1/5/2025). Mereka menyoroti bobroknya sistem pengelolaan hasil perikanan yang dinilai hanya menguntungkan tengkulak dan pemodal besar, sementara nelayan kecil terus dibiarkan terpuruk.

Dalam aksi yang bertepatan dengan Hari Buruh tersebut, massa mahasiswa menggelar audiensi dengan pihak dinas untuk menyampaikan sederet persoalan akut yang selama ini membelit sektor perikanan. Ketua PMII Pacitan, Al Ahmadi, menegaskan bahwa sistem distribusi hasil tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) saat ini sangat eksploitatif dan tidak transparan.

“Nelayan terjerat hutang operasional kepada tengkulak, lalu dipaksa menjual hasil tangkapannya dengan harga yang sangat rendah. Sementara fungsi lelang di TPI hanya jadi formalitas, tak ada transparansi harga, tak ada keadilan distribusi,” tegasnya.

PMII juga menyoroti absennya fasilitas cold storage di berbagai TPI yang membuat nelayan terpaksa menjual ikan murah saat musim tangkap melimpah karena takut membusuk. Padahal, Pacitan adalah daerah dengan produksi ikan laut terbesar kedua di Jawa Timur.

“Ketika panen melimpah, tidak ada fasilitas penyimpanan. Ini bukti bahwa anggaran pemerintah belum menyentuh kebutuhan dasar nelayan,” tambahnya.

Ironisnya, kata PMII, banyak hasil laut Pacitan yang terbuang sia-sia karena tidak adanya unit pengolahan hasil perikanan di daerah. Nilai tambah justru dinikmati oleh pihak luar, sementara masyarakat lokal hanya menjadi penyedia bahan mentah.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan, Bambang Marhaendrawan, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan dan masukan dari para mahasiswa.

Bambang menyebut pihaknya terus berupaya memperluas pasar, baik di dalam maupun luar daerah, untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan hasil laut.

“Dengan begitu, stabilitas harga bisa dipertahankan. Ini terus kami tingkatkan,”katanya.(not)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Menjelang Nataru Dan Dampak MBG Harga Telur di Pacitan Meroket Hingga Rp30 Ribu per Kilogram 

11 Desember 2025 - 14:38 WIB

Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit

3 Desember 2025 - 19:31 WIB

25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

30 November 2025 - 15:14 WIB

Program MBG Buka Lapangan Kerja, Warga Pacitan Kini Punya Pekerjaan Tetap

27 November 2025 - 21:23 WIB

Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

24 November 2025 - 19:48 WIB

Trending di Ekonomi