PACITAN – Nasib nahas dialami Sutarno 70 tahun, warga dusun Kauman, Arjowinangun, Pacitan itu tewas setelah tertabrak kendaraan roda empat yang dikemudikan seorang anggota polri di pertigaan jalur lintas selatan (JLS) desa Arjowinangun. ‘’Dari informasi keluarga, korban setiap hari kerap berolahraga disekitar lokasi mengingat faktor kesehatan diusia tua,’’ ujar Kanit Lantas Polres Pacitan, Ipda Amrih Widodo.
Amrih mengungkapkan kejadian tersebut berawal saat anggota polri berinsial SL 50, melaju dari arah Kebonagung menuju Pacitan. Menggendarai Avanza, dirinya melaju dengan kecepatan sedang. Dari arah berlawanan, Sutarno yang semula bersepeda santai tiba-tiba berbelok, hendak menuju JLS. Nahas, Amrih menduga Sutarno tak memperhatikan adanya kendaraan dari arah berlawanan. Hingga, dekatnya jarak membuat tabrakan tak bisa dihindarkan. ‘’Mungkin karena faktor usia juga, korban didapati kesulitan pendengaran dan baru selesai operasi hingga kurang konsentrasi,’’ paparnya
Benturan yang tak dapat dihindarkan sempat membuat Sutarno terpental. korban mengalami hematum dan patah dikedua kaki hingga mengehembuskan nafas terakhir di tempat kejadian perkara (TKP). Sepeda angin warna putih yang digunakannya penyok dibagian roda belakang. Sementara, petugas SL hanya mengalami syok, pun mobil nompol AE 1778 XM yang dikendarainya hanya menalami lecet. ‘’Kedua barang bukti kita amankan di Polres,’’ jelasnya
Amrih mengaku, meski telah melakukan olah TKP namun minimnya saksi membuat pihaknya sulit mengumpulkan data. Pun waktu kejadian di pagi hari membuat jalur tersebut sepi warga. ‘’Untuk saat ini, anggota yang bersangkutan masih kita periksa,’’ ungkapnya.
Dirinya menambahkan pihaknya bakal membantu mempercepat proses santunan Rp. 50 juta jasaharja ke keluarga korban. Kapolres Pacitan, AKBP Sugandi turut datang ke rumah duka. ‘’Pemakaman dilakukan di tempat pemakaman umum desa setempat, setelah shalat jumat,’’ beber Amrih
Disamping itu, Amrih mengimbau para pengguna jalan untuk berhati-hati saat berpergian. Terlebih saat kondisi lelah, malam hari atau dini hari. Pasalnya, jam-jam tersebut kondisi tubuh kerap drop dan mudah terjadi kecelakaan. Disamping itu, geografis Pacitan yang berbukit, membuat kondisi pengemudi mudah lelah. ‘’Memang sebelumnya, jalur tersebut jadi black spot kita,’’ pungkas Amrih. (not)