Lensapacitan.com – Kasus pelecehan dan kekerasan seksual di dunia pendidikan menjadi bahasan yang diangkat Forum mahasiswa Al-Tarmasi Nusantara Kabupaten Pacitan (Format). Persoalan tersebut mereka kaji dalam sebuah acara Ngopi Gedhen di auditorium Stainu Pacitan, Sabtu (8/1) lalu.
Di mana para mahasiswa diajak untuk berpikir kritis dalam menyikapi kasus pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus. Beberapa gagasan dan pendapat muncul dalam Ngopi Gedhen itu.
‘’Kegiatan ini saya rasa penting dan bermanfaat. Karena dalam acara ini bukan hanya mengutamakan ngopinya, tapi juga ada kajian-kajian yang dapat menambah wawasan para mahasiswa,’’ kata Ketua Stainu Pacitan Moh. Syuhada’ Subir.
Oleh sebab itu, pihaknya merasa beruntung ketempatan acara. Sebab, mahasiswa Stainu Pacitan bisa belajar dalam menyikapi kasus tersebut. ‘’Tentu ini menjadi sebuah penghargaan bagi institusi kami. Stainu siap dengan tangan terbuka apabila ke depan kegiatan seperti ini kembali digelar di sini,’’ ujarnya.
Dalam acara Ngopi Gedhen itu menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya, sarjana psikologi lulusan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Hannah Fithrotien Salsabila dan Amruddin Latif mahasiswa, mahasiswa pascasarjana UNY sekaligus dosen Stainu Pacitan.
Ketua Format Stainu Pacitan Muhammad Bagus Faisal mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam civitas akademika lainnya dalam mengikuti acara Ngopi Gedhen. Dia berharap dari acara tersebut bisa menghasilkan pokok-pokok pikiran tentang mencegah kasus pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
‘’Semoga silaturahmi ini dapat berjalan terus dengan mengangkat tema-tema ter-update lainnya. Sehingga, para anggota Format Pacitan bisa mendapat ilmu-ilmu baru,’’ katanya. (nch/adv)