Menu

Mode Gelap
Gedung Diklat BKPSDM Pacitan Siap Difungsikan Jadi Sekolah Rakyat Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah Tiga Lifter Putri Pacitan Borong 8 Medali di Porprov Jatim 2025 Antisipasi Wisatawan Tenggelam, Petugas Tempatkan Ban dan Rambu Larangan Berenang 10.689 Peserta PBI-JK di Pacitan Dinonaktifkan, Warga Diminta Segera Cek Kepesertaan Disparbudpora Pacitan Siap Sambut Wisatawan Saat Libur Panjang Sekolah

Ekonomi

Sentra Genteng dan Batu Bata Desa Ploso, Penopang Ekonomi Warga

badge-check


					Sentra Genteng dan Batu Bata Desa Ploso, Penopang Ekonomi Warga Perbesar

Punung – lensapacitan.com, Desa Ploso, Kecamatan Punung, Pacitan, dikenal sebagai pusat industri genteng dan batu bata berkualitas. Di sana terdapat ratusan perajin yang mempekerjakan ribuan orang. Salah satu produk khasnya adalah genteng Mantili yang diminati masyarakat.

Agus Marianto, 37 tahun, salah satu pengrajin di Desa Ploso, mampu memproduksi 250 hingga 300 genteng per hari, mulai dari proses penggilingan hingga pencetakan. “Sekali produksi sekitar 250 genteng,” ujarnya, Kamis(31/10/2024).

Baca Juga: Potensi Kakao Desa Wonoanti, Mampu Produksi Dua Ton Dalam Sebulan

Untuk mencapai jumlah tersebut, Agus dibantu dua karyawan yang mengurus bagian penggilingan dan pencetakan. Proses produksi hingga produk jadi membutuhkan waktu antara 4 hingga 15 hari, tergantung cuaca.

“Jika musim kemarau, hanya butuh 4 hari untuk siap dibakar, namun saat musim hujan membutuhkan waktu sekitar 15 hari,” jelasnya.

Selain genteng, warga Desa Ploso di tiga dusun, yaitu Dusun Ploso, Pacing, Duwet, dan Bubakan, juga memproduksi batu bata. Jumlah pengrajin di sana mencapai sekitar 160 orang. Menurut Dwi Putra Widiatmoko, warga setempat, bahan dasar yang digunakan adalah tanah liat sawah.

“Tanah yang berkualitas digunakan untuk genteng, sedangkan yang kurang bagus untuk batu bata,” terangnya.

Baca Juga: Potensi Ekonomi Janggelan di Kecamatan Bandar Pacitan Meningkat Tajam

Harga genteng bervariasi, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp2.200 per unit, tergantung bentuknya. Produk ini tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga disuplai ke beberapa kecamatan, seperti Pringkuku, Donorojo, Pacitan, dan Tulakan. Bahkan, genteng dari Desa Ploso menarik minat pelanggan dari kabupaten tetangga.

Kepala Desa Ploso, Agus Cahyono, mengungkapkan bahwa industri genteng dan batu bata telah berkontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi warga setempat.

“Dampak ekonominya luar biasa, ratusan pengrajin di sini ekonominya mapan,” ujarnya. Banyak warga yang mampu menyekolahkan anak mereka hingga ke perguruan tinggi berkat usaha ini.

Para pengrajin pun terus berinovasi dengan membuat desain genteng yang lebih modern tanpa menghilangkan ciri khasnya. Kini, mereka mulai mempromosikan dan memasarkan produk melalui marketplace, menyadari pentingnya bersaing dengan daerah lain yang juga meningkatkan kualitas produk genteng dan batu bata.(not)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ribuan Lansia di Pacitan Terima Bantuan Tunai Rp500 Ribu dari Program PKH Plus

18 Juni 2025 - 12:14 WIB

Peternak Pacitan Bangga, Sapi Peliharaannya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

5 Juni 2025 - 12:42 WIB

MFA Sebagai Penjamin Akuntabilitas dan Keamanan Pengguna

5 Juni 2025 - 11:45 WIB

Menteri Ekraf Dampingi Prabowo Sambut Presiden Macron di Borobudur

29 Mei 2025 - 21:15 WIB

Mas Aji Audiensi dengan MenEkraf, Bahas Ekspedisi Merah Putih dan Branding Baru Pariwisata Pacitan

26 Mei 2025 - 19:53 WIB

Trending di Ekonomi