Menu

Mode Gelap
Rem Blong, Pemotor Nganjuk Terjun ke Jurang 10 Meter di Jalur Alternatif Pacitan–Solo 75 Penerima Bansos di Pacitan Ajukan Graduasi Mandiri, 15 KPM Resmi Mundur pada November Paranet Semrawut di Pantai Klayar, Pemkab Pacitan Mulai Lakukan Penataan 45 Desa di Pacitan Gagal Cairkan Dana Desa Tahap II, Ronny Wahyono: “Hak Masyarakat Hilang” Ini Daftar Desa yang Gagal Mencairkan DD Tahap II di Pacitan 25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

Kebudayaan

Tumpah Ruah Warga Saksikan Upacara Adat Ceprotan di Desa Sekar, Pacitan

badge-check


 Tumpah Ruah Warga Saksikan Upacara Adat Ceprotan di Desa Sekar, Pacitan Perbesar

DONOROJO – Upacara adat Ceprotan di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan kembali digelar pada Senin (13/5) petang, mengundang perhatian masyarakat luas. Ribuan warga dari berbagai daerah, termasuk luar Pacitan, memadati lapangan desa untuk menyaksikan serangkaian prosesi adat Ceprotan.

Keramaian pengunjung semakin terasa menjelang petang, khususnya saat dua kelompok berbaju serba hitam bersiap untuk perang Ceprotan. Dua regu ini saling melemparkan cengkir atau kelapa yang dikuliti dan direndam hingga melunak. Perang cengkir terjadi setelah sesaji ingkung (ayam panggang utuh) dicuri, dan pencuri ingkung dilempari cengkir dari dua arah yang saling berhadapan.

Aksi saling lempar ribuan cengkir ini menjadi salah satu momen puncak dalam rangkaian upacara adat Ceprotan, diiringi doa dan harapan yang dipanjatkan seluruh masyarakat. 

“Dengan tradisi ini, diharapkan masyarakat Desa Sekar gemah ripah loh jinawi (kondisi wilayah yang subur dan masyarakat yang makmur),” ujar Miswandi, Kepala Desa Sekar.

Ceprotan merupakan tradisi turun temurun yang rutin dilaksanakan setiap tahun pada hari Senin Kliwon, bulan Longkang atau Sela dalam kalender Jawa. Tradisi ini erat kaitannya dengan tokoh bernama Ki Godhek, orang pertama yang berperan dalam terbentuknya Desa Sekar.

Di balik ritual sakral Ceprotan, ada tradisi khusus yang dilakukan warga setempat. Seluruh warga di Dusun Krajan, Desa Sekar, menyiapkan berbagai makanan termasuk ingkung, yang kemudian dibawa ke balai desa pada pagi hari untuk disantap bersama penduduk sekitar.

Bupati Indrata Nur Bayuaji berharap agar Ceprotan semakin dikenal luas sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang menjadi kebanggaan Pacitan.

 “Ceprotan ini sudah teruji dalam pelaksanaan dengan jumlah penonton yang luar biasa besar. Masyarakat melestarikan, daerah akan berupaya meningkatkan dan mengenalkan Ceprotan ke masyarakat luas melalui pemerintah provinsi maupun pusat,” ujar Mas Aji

Bupati juga mengapresiasi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan upacara adat Ceprotan. Event budaya yang berlangsung selama 3 hari ini juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Festival Kenthong Aji 2025, Sudimoro Hidupkan Tradisi dan Ekonomi Rakyat

21 Agustus 2025 - 10:39 WIB

Festival Ronthek Pacitan 2025 Usai, Serap Anggaran Rp 410 Juta, Ini daftar Juaranya

8 Juli 2025 - 18:54 WIB

Pring Sedhapur’ Tulakan Usung Tema Gerhana Bulan, Sajikan Atraksi Sarat Nilai

8 Juli 2025 - 18:04 WIB

Rontek Garu Bumi Tampil Memukau di Festival Ronthek 2025, Donorojo Raih Juara Penyaji Harapan

8 Juli 2025 - 13:56 WIB

Ronthekantrupus Punung Tampil Memukau, Usung Konsep Ramah Lingkungan di Festival Rontek 2025

7 Juli 2025 - 14:06 WIB

Trending di Kebudayaan