Menu

Mode Gelap
Baginda Rahadian Pratama Terpilih Nahkodai KONI Pacitan 2025–2029 Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit 45 Desa Gagal Serap Dana Desa Tahap II, DPRD Pacitan Tekankan Pentingnya Kecepatan Administrasi Pemdes 14 Hari Operasi Zebra Semeru 2025 di Pacitan, Pelanggaran Lalu Lintas Tembus 6.286 Kasus Pendamping Desa Kecamatan Tulakan Ungkap Penyebab Gagal Cairnya Dana Desa Tahap II Rem Blong, Pemotor Nganjuk Terjun ke Jurang 10 Meter di Jalur Alternatif Pacitan–Solo

Ekonomi

Sentra Genteng dan Batu Bata Desa Ploso, Penopang Ekonomi Warga

badge-check


 Sentra Genteng dan Batu Bata Desa Ploso, Penopang Ekonomi Warga Perbesar

Punung – lensapacitan.com, Desa Ploso, Kecamatan Punung, Pacitan, dikenal sebagai pusat industri genteng dan batu bata berkualitas. Di sana terdapat ratusan perajin yang mempekerjakan ribuan orang. Salah satu produk khasnya adalah genteng Mantili yang diminati masyarakat.

Agus Marianto, 37 tahun, salah satu pengrajin di Desa Ploso, mampu memproduksi 250 hingga 300 genteng per hari, mulai dari proses penggilingan hingga pencetakan. “Sekali produksi sekitar 250 genteng,” ujarnya, Kamis(31/10/2024).

Baca Juga: Potensi Kakao Desa Wonoanti, Mampu Produksi Dua Ton Dalam Sebulan

Untuk mencapai jumlah tersebut, Agus dibantu dua karyawan yang mengurus bagian penggilingan dan pencetakan. Proses produksi hingga produk jadi membutuhkan waktu antara 4 hingga 15 hari, tergantung cuaca.

“Jika musim kemarau, hanya butuh 4 hari untuk siap dibakar, namun saat musim hujan membutuhkan waktu sekitar 15 hari,” jelasnya.

Selain genteng, warga Desa Ploso di tiga dusun, yaitu Dusun Ploso, Pacing, Duwet, dan Bubakan, juga memproduksi batu bata. Jumlah pengrajin di sana mencapai sekitar 160 orang. Menurut Dwi Putra Widiatmoko, warga setempat, bahan dasar yang digunakan adalah tanah liat sawah.

“Tanah yang berkualitas digunakan untuk genteng, sedangkan yang kurang bagus untuk batu bata,” terangnya.

Baca Juga: Potensi Ekonomi Janggelan di Kecamatan Bandar Pacitan Meningkat Tajam

Harga genteng bervariasi, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp2.200 per unit, tergantung bentuknya. Produk ini tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga disuplai ke beberapa kecamatan, seperti Pringkuku, Donorojo, Pacitan, dan Tulakan. Bahkan, genteng dari Desa Ploso menarik minat pelanggan dari kabupaten tetangga.

Kepala Desa Ploso, Agus Cahyono, mengungkapkan bahwa industri genteng dan batu bata telah berkontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi warga setempat.

“Dampak ekonominya luar biasa, ratusan pengrajin di sini ekonominya mapan,” ujarnya. Banyak warga yang mampu menyekolahkan anak mereka hingga ke perguruan tinggi berkat usaha ini.

Para pengrajin pun terus berinovasi dengan membuat desain genteng yang lebih modern tanpa menghilangkan ciri khasnya. Kini, mereka mulai mempromosikan dan memasarkan produk melalui marketplace, menyadari pentingnya bersaing dengan daerah lain yang juga meningkatkan kualitas produk genteng dan batu bata.(not)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit

3 Desember 2025 - 19:31 WIB

25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

30 November 2025 - 15:14 WIB

Program MBG Buka Lapangan Kerja, Warga Pacitan Kini Punya Pekerjaan Tetap

27 November 2025 - 21:23 WIB

Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

24 November 2025 - 19:48 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Pacitan Merangkak Naik, Pedagang Pasar Minulyo Keluhkan Stok Menipis

21 November 2025 - 19:33 WIB

Trending di Ekonomi