PACITAN, lensapacitan.com, Sebanyak 2000 bibit tanaman mangrove, ditanam serentak di kawasan Pancer muara sungai Grindulu Desa Kembang Kecamatan kota Pacitan Senin (29/3/2021). Penanaman serentak ini dilakukan untuk menahan abrasi sungai dan gelombang tinggi pantai selatan pacitan dan menciptakan hutan mangrove untuk penunjang sarana wisata mangrove.
Sebelum melakukan penanaman mangrove, seluruh peserta, yang meliputi rumah zakat beserta pelanggan tokopedia berkesempatan untuk kolaborasi dengan pemerintah dan komunitas memberikan sosialisasi terkait konservasi Mangrove di balai desa Kembang Kecamatan Pacitan.
Kami relawan Inspirasi Rumah Zakat bersama pelanggan Tokopedia, hari ini melakukan penanaman bibit mangrove, sebelumnya kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang konservasi mangrove, ” kata Indar Siswoyo.
sosialisasi dengan narasumber forum pengurangan resiko bencana BPBD Provinsi jawa Timur yang melibatkan komunitas nelayan dan warga setempat, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Selesainya melakukan sosialisasi, seluruh peserta dibagi beberapa kelompok, menuju muara sungai grindulu kawasan pancer desa Kembang. Ada yang yang menggunakan jalur darat, ada kelompok yang menggunakan jalur laut menggunakan kapal nelayan.
Sebanyak dua ribu bibit mangrove disiapkan secara simbolis, diberikan oleh Kabid Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD jatim, kepada ketua kelompok nelayan setempat. Dengan menggunakan perahu nelayan, relawan rumah zakat dan pelanggan tokopedia menyusur sungai kembang hingga ke muara sungai pancer.
Satu-persatu bibit Mangrove mulai ditanam, namun gelombang laut kemudian pasang, relawan pun harus bersusah payah menanam bibit dengan kondisi air yang tinggi.
Bibit–bibit mangrove ini ditanam untuk menahan abrasi pantai yang saat ini telah mengancam kawasan pemukiman pesisir pantai selatan. Selain memiliki fungsi sebagai tanaman pelindung biota air kawasan pesisir. Tumbuhan mangrove merupakan tanaman bakau yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna mengurangi resiko dampak potensi bencana di desa pesisir dengan fungsinya mengurangi abrasi akibat pasang air laut dan memecah ombak.
Dikawasan pancer ini, upaya penanaman serentak bibit mangrove ini telah dilakukan sejak tahun dua ribu empat belas lalu. Namun karena tingginya limbah sampah yang terbawa arus sungai terutama saat banjir, menjadikan bibit mangrove yang telah tertanam rusak dan mati. Sehingga kini upaya penanaman mangrove banyak dilakukan saat musim kemarau atau saat aliran sungai dangkal.
Sementara itu BPBD Jawa Timur mengaku bangga dengan upaya dan jerih paya para relawan yang peduli akan kelestarian hutan mangrove untuk menjaga ekosistem pantai yang kini telah terancam oleh kerusakan habitat pantai yang disebabkan bencana banjir dan abrasi pantai.
Kegiatan yang diinisiasi oleh relawan inspirasi Rumah Zakat tersebut akan terus berkelanjutan. (not)