PACITAN – Penampilan memukau tim rontek dari Kecamatan Donorojo berhasil mencuri perhatian publik dalam ajang Festival Ronthek Pacitan 2025. Membawakan tema “Rontek Garu Bumi”, Donorojo tampil penuh energi dan makna hingga dinobatkan sebagai Juara Penyaji Harapan.
Pertunjukan yang menggabungkan seni tari tradisional dengan irama musik bambu itu menyuguhkan kisah kehidupan petani, mulai dari proses membajak sawah hingga panen raya. Gerakan para penari yang dinamis dan penuh harmoni menggambarkan siklus agraria yang menjadi denyut nadi masyarakat Donorojo.
Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian tersebut. “Kami sangat bersyukur atas hasil ini. Terima kasih kepada seluruh warga, peserta, Pemerintah Desa, dan panitia kecamatan yang telah bekerja keras. Ini adalah buah dari latihan intensif dan semangat gotong royong,” ujar Nasrul, Selasa (8/7).
Lebih dari sekadar pertunjukan, “Rontek Garu Bumi” menyuarakan filosofi dan nilai-nilai hidup masyarakat agraris. Kesabaran, kerja keras, gotong royong, dan rasa syukur menjadi pesan yang disampaikan melalui setiap hentakan bambu dan gerak tari yang ditampilkan.
Nilai spiritual pun turut mengisi nuansa pertunjukan. Dalam tradisi masyarakat Donorojo, musim tanam selalu diawali dengan doa, sementara panen ditutup dengan ungkapan syukur kepada alam dan Sang Pencipta.
Uniknya, seluruh proses kreatif pertunjukan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari petani, pelajar, hingga seniman lokal. Mereka merancang dan berlatih bersama, menjadikan rontek sebagai wadah ekspresi budaya sekaligus perekat sosial.
Meskipun belum meraih posisi utama, semangat yang diusung Donorojo dalam Festival Ronthek 2025 layak diapresiasi. Penampilan mereka menjadi cermin kuat tentang bagaimana seni tradisi dapat menjaga, merawat, dan menyuarakan identitas lokal di tengah perkembangan zaman.