Menu

Mode Gelap
DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas Sakit Hati Disebut Cucu Pungut, Remaja di Pacitan Tega Bacok Neneknya Kemenag Gandeng Axioo dan Intel Latih Guru Madrasah di Pacitan Hadapi Era AI Klub Bhayangkara SKP Pacitan, Raih Juara 4 Kejurprov Antar Klub U-19 Piala Walikota Surabaya 2025

Feature

Pasar Beling, Menikmati Jajanan Tradisional Sambil Diiringi Musik Gamelan Kaca

badge-check


 Pasar Beling, Menikmati Jajanan Tradisional Sambil Diiringi Musik Gamelan Kaca Perbesar

PACITAN – Pasar Beling Minggu Wage di Dusun Nitikan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan tetap menjadi daya tarik utama bagi masyarakat, terutama setiap Minggu Wage. Pasar ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk kembali merasakan atmosfer kehangatan dan nostalgia dalam suasana tradisional yang semakin langka.

Dari pagi, keramaian sudah terasa dengan berbagai suara tawar-menawar dan aroma jajanan tradisional khas pasar. Beragam kuliner lokal seperti lopis, jongkong, cenil, jenang, tiwul, jadah bakar, dawet, hingga lontong pecel menjadi pilihan favorit pengunjung, membangkitkan kenangan masa kecil.

“Kami ingin memperkenalkan makanan tradisional pada generasi muda. Di sini, mereka bisa merasakan cita rasa asli kuliner kita,” kata Maryati, seorang pedagang yang setia berjualan sejak lama. (3/11/2024)

Namun, Pasar Beling tidak hanya soal belanja. Di tengah persaingan dengan pusat perbelanjaan modern, pasar ini tetap bertahan sebagai pusat interaksi sosial. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk belanja, tetapi juga untuk bersosialisasi. “Tempat ini seperti rumah, tempat kami bisa bertemu dan berbagi cerita,” ujar Rining Astuti, seorang pengunjung.

Keunikan pasar ini semakin lengkap dengan kehadiran gamelan kaca, kesenian tradisional yang dimainkan dari bahan beling, menciptakan suara unik dan memikat. Seni gamelan kaca ini merupakan bagian dari upaya desa untuk melestarikan budaya lokal dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern.

Menurut Amin Sastrowijoyo, pelestari budaya di desa tersebut, pasar ini tidak hanya berperan sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai panggung pelestarian budaya.

“Dengan gamelan kaca dan berbagai produk lokal, Pasar Beling menjadi lebih dari sekadar tempat belanja, ini adalah pusat budaya di mana seni dan perdagangan berpadu.”katanya.

Pasar ini juga mendukung ekonomi lokal dengan memberikan peluang bagi para petani dan pengrajin. Salah satunya dirasakan Siti, seorang petani cabe, mengaku pasar ini sangat membantu pemasukan keluarganya karena ia bisa menjual hasil panen langsung kepada konsumen.

Pemerintah Desa Sukoharjo juga turut mendukung keberlanjutan pasar ini melalui program pengembangan. “Kami ingin pasar ini tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya desa kami,” ungkap Solichin Kepala Desa Sukoharjo.

Walau menghadapi tantangan dari pasar modern dan tren belanja online, Pasar Beling tetap menjadi simbol ketahanan tradisi. Dengan daya tarik budaya dan kuliner lokal, pasar ini terus diminati dan diharapkan tetap menjadi rumah bagi tradisi dan komunitas yang hidup.

Sayangnya, Pasar Beling hanya buka sebulan sekali. Tepatnya tiap Ahad Wage. Tentu saja pengunjung harus bersabar untuk dapat menikmati sensasi makan pagi dengan iringan musik gamelan. (not)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DWP Diskuperin Pacitan Gelar Fashion Show Batik, Dorong Generasi Muda Cintai Warisan Leluhur

2 Oktober 2025 - 11:30 WIB

Bhabinkamtibmas Tegalombo Sulap Ceker Ayam Jadi Kerupuk Gurih, Berawal dari Mimpi, Omzet Jutaan

18 Agustus 2025 - 20:10 WIB

Rayakan Kemerdekaan, Rumah Zakat dan Pokmas Gelar Aksi Bersih Pantai dan Tanam Mangrove

18 Agustus 2025 - 13:24 WIB

PLN Nusantara Power dan Warga Dersono Gelar Upacara Bendera di Atas Perahu Sungai Maron

17 Agustus 2025 - 11:22 WIB

Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah

29 Juni 2025 - 18:12 WIB

Trending di Feature