Menu

Mode Gelap
Semangat Nadjua di Hari Pertama Sekolah Rakyat: Ingin Jadi Polwan, Suyitno Bahagia Cucu Bisa Sekolah Gratis 100 Siswa Sekolah Rakyat Pacitan Jalani Cek Kesehatan di Hari Pertama Masuk Sekolah Hendak Pulang dari Masjid, Lansia di Pacitan Jadi Korban Kecelakaan Festival Ronthek Pacitan 2025 Usai, Serap Anggaran Rp 410 Juta, Ini daftar Juaranya Pring Sedhapur’ Tulakan Usung Tema Gerhana Bulan, Sajikan Atraksi Sarat Nilai Rontek Tegalombo Usung Tema “Murwokolo”, Pukau Penonton dengan Nuansa Islami

Headline

Semangat Nadjua di Hari Pertama Sekolah Rakyat: Ingin Jadi Polwan, Suyitno Bahagia Cucu Bisa Sekolah Gratis

badge-check


					Semangat Nadjua di Hari Pertama Sekolah Rakyat: Ingin Jadi Polwan, Suyitno Bahagia Cucu Bisa Sekolah Gratis Perbesar

Pacitan – Hari pertama masuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA 23) Pacitan disambut antusias oleh para siswa. Salah satunya Nadjua Tihta Nadia Wardhani, 15 tahun, siswa asal Desa Sawahan, Kecamatan Donorojo.

Sejak pagi, Nadjua sudah tiba di Gedung Karya Dharma, lingkungan Pendopo Kabupaten Pacitan, lokasi awal tes kesehatan dan kebugaran sebelum melakukan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia datang bersama keluarga yang mengantarnya.

“Senang banget, hari pertama masuk bisa ketemu teman-teman dari desa dan kecamatan lain se-Kabupaten Pacitan. Tadi diantar sama keluarga,” ujarnya usai menjalani pemeriksaan kesehatan Senin (14/7/2025)

Lulusan SMPN 2 Donorojo ini menilai fasilitas Sekolah Rakyat cukup lengkap dan sistem keamanannya baik. Gadis ini memiliki cita-cita besar setelah lulus dari SRMA 23 Pacitan.

“Setelah lulus, saya ingin melanjutkan sekolah ke jurusan hukum dan menjadi Polwan,” imbuhnya.

Dukungan terhadap program Sekolah Rakyat juga datang dari kalangan masyarakat. Suyitno, warga Dusun Kepek, Desa Sudimoro, Kecamatan Sudimoro, merasa bersyukur karena cucunya, Arya Dinendra, bisa mengikuti program tersebut.

“Sejak ibunya meninggal, Arya tinggal bersama saya. Mendengar ada program ini, saya langsung daftarkan dia. Kalau sekolah umum, biayanya besar, sedangkan kami tidak mampu,” ungkap Suyitno.

Ia mengatakan, di desanya banyak anak putus sekolah setelah lulus SMP karena alasan ekonomi.

“Banyak yang berhenti sekolah di tengah jalan karena biaya besar. Program ini sangat membantu warga kecil seperti kami,” katanya.

Suyitno berharap cucunya bisa menjadi anak yang cerdas dan kelak dapat membantu kakek-neneknya yang telah lanjut usia. Saat ini, Arya juga turut merawat neneknya yang sedang sakit stroke.

Masa pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa SRMA 23 Pacitan akan berlangsung selama sepekan ke depan sebelum mereka mulai tinggal di asrama dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara penuh.

Sekolah Rakyat merupakan implementasi nyata dari gagasan Presiden Prabowo Subianto dalam menjamin akses pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi kalangan tidak mampu, daerah terpencil, dan kelompok rentan pendidikan. (Not)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hendak Pulang dari Masjid, Lansia di Pacitan Jadi Korban Kecelakaan

10 Juli 2025 - 05:05 WIB

Rontek Garu Bumi” Donorojo Pukau Penonton, Angkat Filosofi Tani di Festival Rontek Pacitan 2025

6 Juli 2025 - 17:44 WIB

Ronthek Nawangan Angkat Tradisi Bersih Kali, Pukau Ribuan Penonton

6 Juli 2025 - 17:36 WIB

Dukung Pertanian Pacitan, Riyono Caping Bagi Traktor hingga Mesin Tanam

17 Juni 2025 - 18:05 WIB

Pria di Sidomulyo Ngadirojo Bacok Tujuh Warga, Diduga Alami Gangguan Jiwa

29 Mei 2025 - 06:20 WIB

Trending di Headline