PRINGKUKU – lensapacitan.com, Potensi gempa megatrust yang memicu potensi Tsunami dengan ketinggian gelombang mencapai 20 meter, membuat reaksi beragam di beberapa wilayah termasuk di kabupaten Pacitan. Dalam release BMKG wilayah Kabupaten Pacitan juga termasuk dalam rangkaian garis pantai selatan Jawa. Pun pemukiman padat penduduk yang berada di wilayah pesisir menjadi ancaman tersendiri.
Kelompok mahasiswa ini lantas membangkitkan kembali mitigasi bencana berbasis masyarakat. Puluhan mahasiswa itu menggandeng pemerintah desa, mulai dari kepala dusun, karang taruna, perangkat desa dan warga setempat hingga BPBD kabupaten Pacitan.
“Penyebaran edukasi lebih giat dan pembentukan berbagai sumberdaya khusus mengenai informasi kebencanaan, salah satunya pembentukan Kampung Siaga Bencana, ” jelas Annisa Wulandari salah seorang mahasiswa.
Mahasiswa semester enam Universitas Sebelas Maret ini berinisiatif untuk mengelola pelaksanaan Kampung Siaga Bencana yang baru terbentuk pada bulan Juni tahun 2021 lalu. Sebagai salah satu bentuk pewujudan yakni dengan melaksanakan kegiatan Diskusi Terbuka yang dihadiri oleh 15 kepala dusun, dan perwakilan dari komponen Kampung Siaga Bencana dan juga warga dari Desa Candi sendiri.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh kepala desa ini dilanjutkan dengan pelaksanaan diskusi dua arah antara penyampai materi dengan peserta. Harapan dari dilakukannya kegiatan ini sebagai awal pijakan bagi Desa Candi dalam menciptakan masyarakat tangguh bencana. Mereka membuat peta administrasi, penggunaan lahan, hingga peta resiko bencana.
“Selesai diskusi kita melakukan pemetaan zona bahaya, membuat peta administrasi, hingga edukasi kepada warga bagaimana mengolah lahan agar tidak menimbulkan bencana, ” Pungkas Annisa (nis)