Pacitan – Musim kemarau berkepanjangan di Pacitan telah menyebabkan banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih. Menyikapi kondisi ini, UPTD Terminal Bis Tipe A Pacitan menggelar aksi sosial dengan melakukan droping air bersih ke berbagai desa terdampak. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional
Warga Dusun Kendal, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, terus berjuang menghadapi krisis air bersih yang sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Setiap kali mobil tangki air datang, Katmiatin, salah satu warga setempat, tergopoh-gopoh menenteng lima ember dan galon kosong untuk mengisi persediaan air bagi keluarganya. “Air ini paling cuma cukup untuk mandi anak, kalau untuk cuci dan masak, kami harus ke kali,” ujarnya pada Minggu (22/9).
Krisis air bersih bukan hal baru bagi warga setempat. Setiap musim kemarau tiba, sumur-sumur mulai mengering, memaksa warga bergantung pada bantuan air dari berbagai pihak. Beberapa sumur di Dusun Kendal bahkan sudah tidak lagi mengeluarkan air sejak Juli lalu. Meskipun bantuan air datang, Katmiatin mengaku air tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. “Kalau beli air setiap hari, harganya mahal,” tambahnya.
Sementara itu, Terminal Tipe a Pacitan turut memberikan bantuan air bersih di tujuh titik terdampak kekeringan, salah satunya di Desa Klesem, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional 2024. Kepala Terminal Pacitan, Suyono, berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau panjang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan menyatakan bahwa kondisi kekeringan kali ini telah mencapai status tanggap darurat. Sebanyak 17 desa di 7 kecamatan mengalami dampak kekeringan yang parah, dengan permintaan air mencapai 200 ribu liter per hari. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, menyebutkan bahwa pihaknya hanya memiliki empat unit mobil tangki untuk mendistribusikan air, sehingga harus bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan warga. “Selain dari BPBD, kami juga menggunakan rekanan untuk pendistribusian air,” jelasnya.
Meski demikian, Radite menambahkan bahwa kondisi kekeringan tahun ini lebih ringan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana kekeringan sempat melanda 54 desa. Pada tahun ini, sebanyak 12.437 warga di 17 desa terdampak kekeringan. BPBD pun mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air, dengan alokasi 15 liter per orang per hari. “Kami meminta warga untuk lebih bijak menggunakan air sesuai kebutuhan,” pungkas Radite.