PACITAN – lensapacitan.com, Pemandangan Alun-alun Pacitan nampak berbeda, khususnya trotoar sebelah barat ruang terbuka hijau itu ditempati sejumlah pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan. Terlihat semrawut karena keberadaan meja-kursi, tikar, dan gerobak yang menutupi fasilitas pejalan kaki tersebut.
‘’Berjualan di sini karena kios yang lama dibongkar untuk diperbaiki,’’ kata Slamet Hermawan, salah seorang PKL, Rabu (13/11/2019).
Pantauan lensapacitan.com tembok sekat antarkios hancur. Atap sengnya ditumpuk di area lapangan. Meteran listrik milik PKL dipindah ke tiang darurat. Kabel instalasi merambat di pepohonan. ‘’Kami diperbolehkan berjualan untuk sementara waktu,’’ ujarnya.
Slamet menyebut, kondisi semrawut tempat berjualan berdampak terhadap penghasilan. Untung yang dikantongi turun dibandingkan saat menempati kios. Tidak sedikit pedagang yang memilih libur tidak berjualan. ‘’Semoga perbaikan cepat selesai biar bisa jualan lagi,’’ harapnya.
Kabid Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan Prayitno menjelaskan, pembongkaran kios dilakukan karena sudah tidak representatif. Konstruksi tembok mengganggu pemandangan serta lantai dan atapnya rusak.
Pihaknya memutuskan membangun kios baru di tempat yang sama. Kelak tidak akan ada tembok penyekat. Kios dibuat terbuka dengan atap dan tiang penyangga.
‘’Tujuannya menjaga estetika ruang hijau alun-alun dan kenyamanan PKL,’’ katanya.
Prayitno menambahkan, relokasi PKL sekadar menggeser tempat berjualan ke trotoar. Langkah itu hanya sementara. Pun sudah dikomunikasikan dengan satpol PP dan 15 pedagang sebagai perwakilan. ‘’Pembangunan ditarget selesai akhir tahun ini,’’ tandasnya.(not)