NGADIROJO – lensapacitan.com, Kemarau panjang membuat warga di Kecamatan Ngadirojo mengalami krisis air bersih. Warga di Desa bodag ini misalnya, untuk mendapatkan air, mereka harus mengantri hingga berjam-jam disalah satu seumber air yang tersisa. “Warga harus bergantian mengambil air, bisa sampai berjam-jam kalau airnya tinggal sedikit,” Ungkap Retno Tri Setyowati salah satu warga Dusun Kepuh.
Sumber air yang mereka namai sumur Pandan Wangi itu, saat ini debit airnya sudah mulai mengecil. Hampir 24 jam warga secara bergantian menimba air dari sumur sedalam 3 meter itu. Tak hanya pagi dan sore, malam hari pun warga beramai-ramai mengambil air. “Kalau malam bisa sampai jam 9, kalau pagi sebelum subuh aja sudah ada yang kesini, jelasnya lagi.
Beberapa kali, Badan Penanggungan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan mengirimkan bantuan droping air bersih ke wilayah tersebut. Namun tidak semua warga mendapatkan jatah tersebut, ini disebabkan banyaknya warga yang mengantri untuk mendapatkan air. ” Beberapa kali ada bantuan, tapi sudah lama mengantri tidak kebagihan air, soalnya banyak sekali yang antri, jadi sia-sia,” Pungkasnya.
Hal serupa juga dirasakan Mispari, jika tidak kebagian air disumber tersebut, ia terpaksa membeli air kaliling, namun itu tidak bertahan lama, karena ia harus mengeluarkan uang Rp 70 ribu hingga 100 ribu rupiah. “Kalau sumber habis, biasanya beli 1 tangki 70 ribu, kalau pas punya uang,” Kata Mispari. (not)