Menu

Mode Gelap
Polres Pacitan Tahan Tarman, Terduga Pemalsu Cek Mahar Rp3 Miliar: Kasus Bermula dari Laporan Model A Ketidakakuratan Data DTSEN Picu Keluhan Bansos di Pacitan, Pendamping PKH: “Kunci Perbaikan Ada di Desa” Sheila Tetap Setia Dampingi Mbah Tarman Meski Suami Resmi Ditahan dalam Kasus Cek Rp3 Miliar Cek Rp3 Miliar Diduga Palsu, Kakek Tarman Resmi Ditahan Polres Pacitan APEDNAS Jatim Semprot Pemdes Pacitan: 45 Desa Kehilangan Dana Desa Rp10 Miliar Lebih Didapati di Perempatan Cuik, Pria “Tersesat” Berpindah-Pindah Kota Diduga Gunakan Modus Baru

Ekonomi

Kemenperin dan BPDPKS Dorong Produksi Malam Batik Berbahan Kelapa Sawit di Pacitan

badge-check


 Kemenperin dan BPDPKS Dorong Produksi Malam Batik Berbahan Kelapa Sawit di Pacitan Perbesar

Pacitan, lensapacitan.com, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan workshop pembuatan malam batik berbahan kelapa sawit di Parai Teleng Ria, Pacitan, Jawa Timur. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 Oktober 2024, dan bertujuan untuk mendorong diversifikasi produk kelapa sawit serta promosi produk halal di Jawa Timur.

Pembukaan workshop ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Tim Pengembangan Jasa Industri BBSPJIKB, Aan Eddy Antana, didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perindustrian (Diskuperin) Pacitan, Prayitno, serta Kepala Divisi UKM dan Koperasi BPDPKS, Helmi Muhansyah.

Aan Eddy Antana menjelaskan, pemilihan Pacitan sebagai lokasi kegiatan karena kabupaten ini memiliki potensi perkebunan sawit yang luas serta banyak pengrajin batik yang telah dikenal di tingkat nasional. Workshop ini diikuti oleh 30 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk Pacitan, yang terdiri dari pelaku usaha batik dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Para peserta akan diajari cara memanfaatkan turunan kelapa sawit sebagai bahan dasar malam batik yang terjamin kehalalannya,”kata Aan.

Selain mendapatkan materi pelatihan, peserta juga akan memperoleh sertifikat serta kesempatan mengikuti uji kompetensi yang diakui secara nasional oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Aan juga menekankan pentingnya kegiatan ini, mengingat pada tahun 2026 mendatang, produk batik akan diwajibkan memiliki sertifikat halal sesuai dengan kebijakan nasional.

“Kedepannya, jika penerapan sertifikasi halal pada produk batik akan benar-benar diwajibkan, dan teman-teman pelaku industri kecil menengah (IKM) telah siap untuk mendukung kebijakan ini.”lanjutnya.

Kepala Diskuperin Pacitan, Prayitno, menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing para pengrajin batik di Pacitan. 

“Dengan meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan dan kehalalan produk, diharapkan ini bisa membawa manfaat besar, baik untuk industri batik maupun sektor perkebunan sawit,” kata Prayitno.

Helmi Muhansyah dari BPDPKS menambahkan, melalui workshop ini, pihaknya ingin mempromosikan manfaat kelapa sawit bagi sektor usaha kecil di Pacitan dan Jawa Timur, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen, dengan UKM sebagai salah satu pendorong utamanya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit

3 Desember 2025 - 19:31 WIB

25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

30 November 2025 - 15:14 WIB

Program MBG Buka Lapangan Kerja, Warga Pacitan Kini Punya Pekerjaan Tetap

27 November 2025 - 21:23 WIB

Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

24 November 2025 - 19:48 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Pacitan Merangkak Naik, Pedagang Pasar Minulyo Keluhkan Stok Menipis

21 November 2025 - 19:33 WIB

Trending di Ekonomi