PACITAN – lensapacitan.com, Kegiatan belajar mengajar (KBM) SDN Bolosingo, Pacitan, terganggu kemarin (22/10). Siswa dipulangkan lebih awal akibat kebakaran lahan yang mendekati gedung sekolah. Pihak sekolah berharap ada tindakan tegas terkait kebakaran yang terjadi setiap tahunnya.
‘’Total ada 96 siswa di sini. Kami pulangkan lebih awal karena takut kebakaran merembet ke bangunan sekolah,’’ kata guru kelas VI SDN Bolosingo Sugeng Prayitno.
Warga Bolosingo sudah waspada sejak pagi. Mereka waswas kebakaran di atas bukit itu mendekat ke sekolah. Sebab, malam harinya sudah diketahui adanya kebakaran lahan dari atas bukit.
Kekhawatiran itu terbukti. Sekitar pukul 11.30 kemarin, api menyasar lahan jati milik pemerintah tepat di samping sekolah. KBM segera dihentikan dan anak-anak dipulangkan sebelum akhir jam sekolah pukul 13.00 WIB.
‘’Kami tidak mau ambil risiko demi keselamatan anak-anak. Mereka juga takut,’’ ungkap Sugeng.
Sebelum kebakaran membesar, warga sekolah sempat melakukan upaya pamadaman. Air yang ada di sekolah, mereka pakai untuk memadamkan api. Namun, kondisi seresah hutan yang kering dan angin yang kencang, membuat usaha pemadaman tersebut sia-sia.
Sugeng mengatakan, kebakaran seperti itu bukan pertama kali. Malah sudah seperti langganan setiap musim kemarau. ‘’Harapannya ada tindakan tegas dari aparat untuk kejadian seperti ini. Bahaya sekali dampaknya,’’ katanya.
Beruntung, Pemadam Kebakaran (damkar) segera datang ke lokasi kejadian. Tiga unit mobil damkar dikerahkan dengan sejumlah personel. Setelah berjibaku melakukan upaya pemadaman, api berhasil dijinakkan sekitar pukul 14.00 WIB.
‘’Kebakaran sudah sejak Jumat (18/10) minggu lalu. Ada dua titik api di puncak bukit yang tidak bisa kami dijangkau,’’ kata Kasi Dalops Damkar Satpol PP Pacitan Bambang Supriyanto.
Sehari sebelumnya, pada Senin (21/10), tiga kali kebakaran lahan terjadi di Desa Semanten, Pacitan. Bambang tidak menampik bahwa kebakaran lahan jati milik Perhutani Pacitan di samping SDN Bolosingo itu merupakan rentetan kejadian sebelumnya. Pasalnya, titik-titik api yang tidak bisa dijangkau sama sekali tak tersentuh pemadaman.
‘’Kami selalu standby jika ada kebakaran lahan yang mendekati permukiman warga,’’ ungkap Bambang.
(not)
(not)