Menu

Mode Gelap
Warga Pacitan Tewas Diduga Diamuk Sapi Piaraan Sendiri Empat Korban Meninggal di Tol Pejagan–Pemalang Dimakamkan di Pacitan Unit Penjinak Bom Polda Jatim Sisir Lokasi Ledakan di Pacitan, Ditemukan Sisa Bahan Peledak Lemah Lifter Asal Pacitan Luluk Diana Sumbang Emas ke-23 Indonesia di SEA Games 2025 Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya Terperosok Jalan Berlubang, Ibu Muda Meninggal Dunia di Jalur JLS Pacitan

Ekonomi

Gurihnya Cuan dari Tiwul Instan, Omzet Jutaan Rupiah Per Bulan

badge-check


 Tiwul Instan Buatan Pasutri Asal Kalikuning Tulakan, (Foto: Trinoto) Perbesar

Tiwul Instan Buatan Pasutri Asal Kalikuning Tulakan, (Foto: Trinoto)

Pacitan, Lensa Pacitan – Tiwul, makanan tradisional berbahan dasar singkong, biasanya membutuhkan waktu dan keterampilan khusus untuk diolah. Namun, pasangan suami istri asal Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, berhasil mengubah keterampilan ini menjadi sumber penghasilan menjanjikan. Dengan inovasi tiwul instan yang hanya membutuhkan waktu lima menit untuk disajikan, Srini (43) dan Saiful (48) mampu meraih omzet hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

Bermula pada 2006, warga Dusun Kepek, Desa Kalikuning, ini mengembangkan produksi tiwul instan secara mandiri. Saiful, meski pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh perempuan, dengan cekatan menjalankan proses “muyu” atau membentuk butiran tepung kecil dari gaplek. Setelah itu, butiran tepung dijemur menggunakan tampah hingga kering.

Proses Panjang di Balik Tiwul Instan

Proses pembuatan tiwul instan memakan waktu cukup panjang. Setelah gaplek diolah menjadi butiran kecil, produk ini dimasak selama 15 menit, kemudian kembali dijemur hingga benar-benar kering. Di musim kemarau, pasangan ini mampu memproduksi hingga 40-50 kilogram tiwul instan per hari. Namun, produksi sedikit terkendala saat musim hujan karena membutuhkan waktu lebih lama untuk pengeringan.

Produk tiwul instan ini dikemas dalam plastik berisi 400 gram dan dijual dengan harga Rp8.000 per bungkus. Tidak hanya di Pacitan, produk ini juga telah menembus pasar luar daerah, seperti Semarang dan Surabaya. Berkat kegigihan mereka, usaha ini mampu menghasilkan omzet hingga Rp6 juta per bulan, dengan rata-rata penjualan mencapai tiga kuintal tiwul instan.

Dari Ketekunan Menuju Kesuksesan

Menurut Srini, usaha ini awalnya dilakukan bersama kelompok warga, tetapi banyak anggota mundur karena sulitnya memasarkan produk. Namun, ia dan Saiful tetap bertahan dan berinovasi hingga kini mampu sukses. Selain praktis, tiwul instan ini juga diklaim sehat karena bebas gluten dan tanpa bahan pengawet.

“Dulu susah sekali menjualnya, tapi kami tidak menyerah. Sekarang, kami bisa menyekolahkan kedua anak hingga perguruan tinggi dari usaha ini,” kata Srini. (not)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Menjelang Nataru Dan Dampak MBG Harga Telur di Pacitan Meroket Hingga Rp30 Ribu per Kilogram 

11 Desember 2025 - 14:38 WIB

Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit

3 Desember 2025 - 19:31 WIB

25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

30 November 2025 - 15:14 WIB

Program MBG Buka Lapangan Kerja, Warga Pacitan Kini Punya Pekerjaan Tetap

27 November 2025 - 21:23 WIB

Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

24 November 2025 - 19:48 WIB

Trending di Ekonomi