PACITAN – Kondisi perairan laut di wilayah Pacitan memburuk dalam beberapa hari terakhir akibat keberadaan bibit siklon tropis 94S yang terbentuk di perairan selatan Jawa. Fenomena yang terjadi sejak 30 Desember 2024 ini menyebabkan gelombang tinggi dengan ketinggian berkisar antara 2 hingga 6 meter. Akibatnya, mayoritas nelayan di Pacitan terpaksa menghentikan sementara aktivitas melaut demi keselamatan.
Pantauan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Kamis (2/1), menunjukkan suasana pelabuhan yang sepi. Sebagian besar kapal, baik jenis slerek maupun kapal kecil milik nelayan lokal, terlihat bersandar dengan tali yang terikat kuat pada tiang dermaga.
Salah seorang nelayan, Agus Wiyono, mengungkapkan bahwa kondisi gelombang tinggi membuat nelayan kecil seperti dirinya hanya berani melaut di sekitar pinggiran pantai. “Sudah beberapa hari ini gelombangnya tinggi, mencapai 2 sampai 4 meter. Jadi kami memilih untuk tidak melaut terlalu jauh,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa gelombang tinggi ini dipicu oleh bibit siklon 94S yang memperkuat angin baratan. Selain itu, angin baratan juga menyebabkan curah hujan yang tinggi di wilayah Pacitan dalam beberapa hari terakhir.
“Kami mengimbau masyarakat, terutama yang beraktivitas di laut maupun wisatawan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya gelombang tinggi,” kata Radite.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa, termasuk Pacitan. Peringatan tersebut diperkirakan masih akan berlaku dalam beberapa hari mendatang. (not)