Menu

Mode Gelap
SDN 2 Gembong Pacitan Hanya Miliki 7 Murid, Tak Ada Siswa Baru Bupati Pacitan Tinjau Asrama Sekolah Rakyat 23 Pacitan, Ini Pesannya Ditunjuk Sebagai Kepala Sekolah Rakyat, Ini Program Unggulan Nanang Adang Kusdinar Semangat Nadjua di Hari Pertama Sekolah Rakyat: Ingin Jadi Polwan, Suyitno Bahagia Cucu Bisa Sekolah Gratis 100 Siswa Sekolah Rakyat Pacitan Jalani Cek Kesehatan di Hari Pertama Masuk Sekolah Hendak Pulang dari Masjid, Lansia di Pacitan Jadi Korban Kecelakaan

Peristiwa

Diduga Terdampak Tanah Gerak, Tower Sutet PLTU Jatim 1 Roboh

badge-check

TULAKAN – lensapacitan.com, P.T. PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBTB) langsung mendatangi lokasi SUTET T-54 kemarin (18/10). Penyebab robohnya tower tersebut segera dikulik.

Senior Manajer Pemeliharaan Tejo Wihardiyono mengatakan, ambruknya tower dikarenakan adanya gejala tanah gerak. ‘’Beberapa waktu yang lalu, kami melakukan studi dengan ITS Surabaya. Di sini termasuk tanah gerak. Kemungkinan besar karena kondisi itu,’’ kata Tejo.

Tejo menekankan, tidak unsur lain yang menyebabkan robohnya tower T-54. Dikatakannya, kondisi tanah gerak tidak hanya di tapak tower. Melainkan, termasuk lahan di sekitar tower dengan ketinggian sekitar 70 meter itu.

 ’’Transmisi (tower) ini mengalirkan listrik dari PLTU Pacitan dengan kapasitas 600 mega watt. Untuk disalurkan ke beberapa wilayah di Jatim dan Jateng bagian selatan,’’ jelasnya.

Robohnya tower T-54 tidak begitu banyak menimbulkan dampak. Tejo menuturkan, hanya sekitar satu jam terjadi pemadaman bagi wilayah aliran listrik melalui T-54. Pun, untuk beberapa pelanggan lokal di daerah Sudimoro. Setelah itu, lanjutnya, listrik sudah normal kembali.

‘’Untuk Pacitan, dialihkan melalui jaringan transimisi dari Ponorogo. Begitu juga daerah-daerah terdampak lain yang juga dilakukan pengalihan seperti itu. Karena, saluran seperti ini nyambung secara interkoneksi,’’ paparnya.

Dengan adanya insiden tersebut, pihak PLN tidak mengalami kerugian dalam hal pemakaian. Tejo mengklaim begitu lantaran dampak pemadaman yang terjadi hanya sekitar satu jam. Kendati begitu, robohnya tower T-54 juga merembet ke tower T-53 dan T-56 yang patah pada bagian ujung. Sementara itu, harga satu tower SUTET mencapai Rp 400 juta. ‘’Kalau yang roboh ini akan diganti total nanti,’’ ujarnya.

Sejatinya, tower T-54 termasuk dalam daftar relokasi. Itu berdasar studi yang dilakukan pihak PLN dengan akademisi. Namun demikian, saat roboh pada Kamis malam (17/10), tower T-54 belum tersentuh pengerjaan. Tejo mengatakan, tim pengerjaan baru memperbaiki T-56 yang berjarak sekitar 800 meter dari T-54.

‘’Sebelum roboh, tidak ada tanda-tanda teknis. Beda dengan T-56 yang sudah kelihatan bengkok pada di ujung pada bagian transmisinya,’’ pungkas Tejo. (not)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mahasiswi Asal Kebonagung Tewas dalam Kecelakaan di Tegalombo, Ini Kronologinya

2 Juli 2025 - 18:51 WIB

Akibat Crane Tak Berfungsi, Truk Pengangkut Tiang Listrik Terguling

22 Juni 2025 - 18:06 WIB

Tabrakan di Jalur Pacitan–Trenggalek, Pelajar Luka Serius akibat Lampu Motor Mati

22 Juni 2025 - 09:48 WIB

Jasad Anak Perempuan Korban Tenggelam di Pancer Ditemukan, Dua Lainnya Masih Dicari

21 Juni 2025 - 13:14 WIB

Empat Orang Terseret Ombak di Pantai Pancer Door Pacitan, Satu Ditemukan Meninggal Dunia

21 Juni 2025 - 05:22 WIB

Trending di Peristiwa