Menu

Mode Gelap
Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan Pedet Berkaki Enam Lahir di Pringkuku, Pacitan, Bikin Heboh Warga DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas

Pariwisata

Dulu Ramai, Wisata Timur Kota Pacitan ini Mulai Kehilangan Pengunjung

badge-check


 Dulu Ramai, Wisata Timur Kota Pacitan ini Mulai Kehilangan Pengunjung Perbesar

NGADIROJO – Pantai Taman di Desa Hadiwarno, Ngadirojo, Pacitan, kini sepi dan seolah mati suri. Rusaknya flying fox dan dampak pandemi membuat pengunjung menjauh.

Penjaga loket, Suparno, mengatakan bahwa jumlah pengunjung pada akhir pekan tidak lebih dari 100 orang. “Sabtu dan minggu rata-rata dibawah seratus pengunjung,”katanya (14/5/2024). 

Bahkan, saat libur panjang Idul Fitri, terjadi penurunan pengunjung hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Selama tujuh hari libur, hanya tercatat 1.959 pengunjung, dengan puncak kunjungan terjadi pada hari Kamis (12/4/2024) sebanyak 442 wisatawan.  “Tertinggi pada hari kamis, pada hari berikutnya mulai berkurang.” jelasnya. 

Baca Juga: 9 Desa Wisata di Pacitan yang Kantongi SK

Suparno juga menambahkan bahwa pengunjung didominasi oleh wisatawan lokal, namun ada juga yang datang dari luar daerah seperti Trenggalek, Tulungagung, dan Ponorogo. Meskipun begitu, jumlah pengunjung masih kalah dengan Pantai Soge di Desa Sidomulyo yang dikelola langsung oleh desa tersebut. “kalah dengan wisata yang dikelola oleh desa,” lanjutnya. 

Penurunan jumlah pengunjung ini mulai terasa setelah wahana uji adrenalin flying fox, yang dahulu menjadi daya tarik utama wisatawan, rusak. Flying fox terpanjang di Indonesia ini, yang dibangun oleh Universitas Muhammadiyah Malang dan diresmikan pada September 2013, kini sudah tidak dapat digunakan lagi karena biaya perawatannya yang mahal.

“Karena biaya perawatannya cukup mahal, butuh ratusan juta rupiah untuk memperbaiki, kalau paguyuban ya tidak mampu,”ungkap Suparno.

Hanya wahana konservasi penyu yang masih menjadi daya tarik, yang masih dikelola oleh kelompok setempat, menjadi satu-satunya daya tarik tersisa di Pantai Taman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dua Nelayan Tenggelam di Perairan Wawaran, Satu Hilang

8 Oktober 2025 - 10:03 WIB

Peserta Bimteknas Demokrat Takjub dengan Keindahan Pantai Kasap, “Raja Ampat-nya Pacitan”

1 Oktober 2025 - 17:00 WIB

Saung Konservasi Sido Lestari Diresmikan, 500 Tukik Dilepas di Pantai Soge

14 September 2025 - 09:41 WIB

Embung Tremas Diresmikan, Pacitan Punya Destinasi Ekowisata Baru dan Solusi Sampah Organik

3 September 2025 - 11:48 WIB

Legislator NTT Kagumi Pantai Pacitan, Lebih Bagus dari Bali dan NTB

31 Agustus 2025 - 14:12 WIB

Trending di Pariwisata