Menu

Mode Gelap
Mengusung Tema “Sluman Slumun Slamet”, Festival Rawat Jagat 4 Resmi Dibuka Wabup Pacitan Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai Harga Kebutuhan Pokok di Pacitan Merangkak Naik, Pedagang Pasar Minulyo Keluhkan Stok Menipis Diduga Lalai Saat Mendahului, Grand Max Tabrak Rumah Warga di Kebonagung Mobil Pengantar Paket Terjun ke Pekarangan Warga di Wonogondo, Sopir Dilarikan ke RSUD Pacitan  Mobil Gran Max Raib, Pelaku Tinggalkan Sepeda Onthel di Halaman Rumah

Headline

Sriyanti, Kartini Pejuang Sanitasi Asal Pacitan

badge-check

DONOROJO – lensapacitan.com, Keberhasilan Pacitan dalam menyabet predikat kabupaten dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan tak lepas dari cawai Sriyanti. Sejak 2008 silam, dirinya aktif menyerukan masyarakat untuk tak buang air besar sembarangan (BABS). Acap mendapat penolakan, tak jarang cibiran juga didapatnya.






Ditolak, dicibir hingga diacuhkan jadi makanan sehari-hari Sriyanti. Niat baik mengajak masyarakat untuk melakoni hidup sehat justru acap disalah arti. Disangka penghasut hingga dimintai bantuan kerap diterimanya saat berdialok bersama warga. ‘’Dulu hampir semua warga di satu desa itu tak ada yang memiliki WC,’’ kenang Sriyanti saat awal dirinya menjadi kader kesehatan 2008 silam.






Hari-hari awalnya tak hanya berat namun juga menantang. Perempuan kelahiran Gunungkidul, DIY itu kerap menerobos semak belukar. Terkadang harus bersembunyi di balik rindangnya tanaman hutan. Semua dia lakukan semata untuk mengetahui lokasi buang air warga.






Memang 10 tahun silam, bagi sebagian besar warga Pacitan terutama yang tinggal di wilayah barat. Buang air di semak-semak, bawah pohon keras hingga kali jadi hal lumprah dilakoni. Kegiatan itu bahkan telah turun termurun dilakukan masyarakatnya. Hingga, ancaman penyakit berbahaya mudah menyerang warga yang notebene tersebar lewat serangga yang hinggap di kotoran yang dibuang sembarangan. ‘’Karena kita tidak ada yang tau lalat itu hinggap dimana dan kemana,’’ ujar warga dusun Salam, Sukondono, Donorojo itu.






Pantangan mengajak, hingga menyuruh dipegang teguh ibu dua anak itu saat menjadi kader kesehatan. Meski dampaknya, Sriyanti harus berulang kali melakukan penyuluhan di satu lingkungan. Acap, dialognya bersama warga kala itu tak digubris dan diacuhkan. Enggan menyerah, warga asli Yogjakarta itu, berinisitiatif membuat peta BAB para warga. ‘’Kita buat peta sedarhana dari ranting batu dan serbuk gergaji. Kita ajak dialok dengan warga dan minta mereka menandai lokasi BAB masing-masing,’’ papar nenek satu cucu itu.





Cara tersebut terbukti ampuh, seiring berkali-kali peta yang sama dibuat satu persatu warga malu saat menunjukan lokasi BAB masing-masing. Pun satu persatu mereka sudi membuat WC dirumah masing-masing. Sebagian bahkan membuat arias WC ditiap lingkungan. Hingga, dua tahun berjalan sejak awal terjun jadi kader, wanita kelahiran 11 april 1969 itu sukses entaskan Pacitand dari tabiat BAB sembarangan (BABS). ‘’Ditahun 2010 itu ada deklarasi bersama dengan tak melakukan BAB sembarangan di Pacitan,’’ terangnya sembari menyebut tiap lingkungan mempunyai cara masing-masing dalam menjaga warga agar tak BABS. (not)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mengusung Tema “Sluman Slumun Slamet”, Festival Rawat Jagat 4 Resmi Dibuka Wabup Pacitan

24 November 2025 - 20:35 WIB

Anggaran Rp 565 Miliar Digelontorkan, Pembangunan Sekolah Rakyat Tahap II Pacitan Segera Dimulai

19 November 2025 - 19:53 WIB

Belajar Kepemimpinan Lewat Jejak Sejarah SBY, Peserta Bimteknas Demokrat Tour Museum di Pacitan

27 September 2025 - 17:16 WIB

Mayat Pelaku Pembunuhan di Temon Arjosari Ditemukan di Hutan Pacitan

26 September 2025 - 06:13 WIB

Loket SKCK Polres Pacitan Membludak, Pemohon PPPK Rela Berdesakan

16 September 2025 - 19:35 WIB

Trending di Headline