Menu

Mode Gelap
Baginda Rahadian Pratama Terpilih Nahkodai KONI Pacitan 2025–2029 Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit 45 Desa Gagal Serap Dana Desa Tahap II, DPRD Pacitan Tekankan Pentingnya Kecepatan Administrasi Pemdes 14 Hari Operasi Zebra Semeru 2025 di Pacitan, Pelanggaran Lalu Lintas Tembus 6.286 Kasus Pendamping Desa Kecamatan Tulakan Ungkap Penyebab Gagal Cairnya Dana Desa Tahap II Rem Blong, Pemotor Nganjuk Terjun ke Jurang 10 Meter di Jalur Alternatif Pacitan–Solo

Kebudayaan

Sekelumit Kisah Dari Festival Arak Deres Di Desa Sidomulyo

badge-check

KEBONAGUNG – lensapacitan.com – Menyadap nira kelapa bukanlah pekerjaan sepele. Perlu di ramu dengan doa, ketelitian dan kesabaran. Pekerjaan yang sudah turun temurun dari jaman dulu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Kini di rangkum dalam sebuah festival “Arak Deres”.

Menurut sang penggagas festival Arak Deres. Nama arak bukanlah sebuah minuman yang memabukkan, tapi merupakan iring-iringan para penyadap nira kelapa .Sehingga nama festival Arak Deres ini berarti iring-iringan para penyadap nira kelapa.

” Jadi festival ini merupakan rasa syukur dan rasa menghormati kepada para penyadap nira untuk di jadikan gula merah dan juga bahan makanan maupun minuman yang berasal dari nira kelapa,” kata Restu Wulan Sindy Octari,Sabtu (4/11).

Perempuan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah. Berpendapat bahwa, masyarakat di sekitarnya berkat dari menyadap nira kelapa bisa menghantarkan anak-anaknya untuk bersekolah sampai menuntut ilmu di perguruan tinggi.

“Menyadap nira kelapa ini merupakan roda perekonomian masyarakat di sini, nyatanya dari hasil tersebut bisa untuk menyekolahkan anak-anaknya, bahkan tidak sedikit yang meneruskan sampai ke perguruan tinggi,” ungkapnya.

Wulan sapaan akrabnya berharap, dengan adanya festival Arak Deres ini bisa menjadikan desanya menjadi desa yang lebih maju dan sejahtera, roda perekonomian masyarakat dari hasil menyadap nira jangan sampai hilang, karena menurutnya itu pekerjaan mulia yang bisa menghidupi keluarga.

” Kita tidak perlu gengsi, saya bisa sekolah sampai kuliah itupun biayanya dari hasil menyadap nira kelapa, maka dari itu festival Arak Deres merupakan festival bersyukur dan semoga pekerjaan mulia ini bisa terus bertumbuh dan jangan sampai hilang,” terang Wulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Festival Kenthong Aji 2025, Sudimoro Hidupkan Tradisi dan Ekonomi Rakyat

21 Agustus 2025 - 10:39 WIB

Festival Ronthek Pacitan 2025 Usai, Serap Anggaran Rp 410 Juta, Ini daftar Juaranya

8 Juli 2025 - 18:54 WIB

Pring Sedhapur’ Tulakan Usung Tema Gerhana Bulan, Sajikan Atraksi Sarat Nilai

8 Juli 2025 - 18:04 WIB

Rontek Garu Bumi Tampil Memukau di Festival Ronthek 2025, Donorojo Raih Juara Penyaji Harapan

8 Juli 2025 - 13:56 WIB

Ronthekantrupus Punung Tampil Memukau, Usung Konsep Ramah Lingkungan di Festival Rontek 2025

7 Juli 2025 - 14:06 WIB

Trending di Kebudayaan