Menu

Mode Gelap
Anggaran Kemiskinan Rp 122,4 Miliar, Dinsos Pacitan Akui Ada Penerima Bansos Dobel DPRD Pacitan Sambut Baik Rencana Pembangunan Batalyon Teritorial, Nawangan Diusulkan Jadi Lokasi Kecelakaan Tunggal di JLS Pacitan, Polisi Selidiki Dugaan Pengaruh Miras Pacitan Bakal Miliki Batalyon Teritorial, Dua Kecamatan Jadi Kandidat Lokasi 47 Desa di Pacitan Masih Terkendala Lahan Pembangunan Gerai KDMP Bansos Dinilai Tak Tepat Sasaran, BPS Pacitan Jelaskan Mekanisme Regsosek

Pariwisata

Dampak Isu Megathrust terhadap Wisata Pacitan, Wisatawan Mulai Beralih Destinasi

badge-check


 Dampak Isu Megathrust terhadap Wisata Pacitan, Wisatawan Mulai Beralih Destinasi Perbesar

Pacitan – Isu potensi gempa megathrust yang berkembang di kawasan Pantai Selatan Jawa mulai memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata di Kabupaten Pacitan. Kekhawatiran terhadap ancaman bencana membuat banyak wisatawan memilih membatalkan atau mengubah rencana kunjungan mereka ke daerah pesisir Pacitan, terutama pantai-pantai yang biasanya menjadi destinasi favorit.

 

Anik Rodiyah, seorang wisatawan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, mengaku tetap waspada selama berlibur di Pacitan. Saat ditemui di Pantai Teleng Ria pada 15 September kemarin, ia menyatakan bahwa dirinya bersama rombongan tetap mengikuti arahan pemandu jika terjadi situasi darurat. “Kita tetap waspada, hati-hati. Kalau ada sesuatu, kami diarahkan balik ke bus masing-masing,” katanya. Demi menghindari potensi risiko, rombongan tersebut pun lebih memilih mengunjungi destinasi yang jauh dari pantai, seperti pemandian air hangat.

 

Pengelola biro perjalanan wisata di Pacitan, Andi Setyawan, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung ke Pacitan menurun drastis sejak isu megathrust ramai diperbincangkan. Meskipun tidak semua wisatawan membatalkan perjalanan, banyak dari mereka yang berangkat dengan jumlah lebih sedikit dari rencana awal. “Ya, ada yang khawatir juga soal megathrust, dan kami tidak bisa memaksa mereka untuk tetap datang,” ujar Andi.

 

Kekhawatiran ini dipicu oleh pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang baru-baru ini menyebut gempa megathrust di wilayah Indonesia, terutama di Selat Sunda dan Mentawai, “tinggal menunggu waktu”. Menurut BMKG, dua segmen megathrust tersebut sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar, sehingga menimbulkan kekhawatiran potensi gempa dahsyat di masa depan.

 

Kabupaten Pacitan, yang termasuk dalam delapan wilayah di Jawa Timur yang berpotensi terdampak tsunami jika terjadi gempa di Selat Sunda, ikut menjadi sorotan. Namun, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik berlebihan. Menurutnya, prediksi gempa besar sudah lama disampaikan BMKG sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan, bukan untuk menakut-nakuti. “Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa bumi secara akurat kapan terjadinya,” tegas Radite.

 

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya memahami peringatan ini sebagai langkah preventif dalam mengantisipasi potensi bencana, sehingga tetap waspada namun tidak perlu berlebihan dalam menyikapi isu tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Paranet Semrawut di Pantai Klayar, Pemkab Pacitan Mulai Lakukan Penataan

30 November 2025 - 20:44 WIB

Pembangunan Goed President Hotel Pacitan Resmi Dimulai, SBY dan Hermanto Tanoko Lakukan Peletakan Batu Pertama

29 November 2025 - 17:28 WIB

Goed President Hotel Pacitan: Era Baru Pariwisata Pacitan Dimulai!

29 November 2025 - 15:50 WIB

Dua Nelayan Tenggelam di Perairan Wawaran, Satu Hilang

8 Oktober 2025 - 10:03 WIB

Peserta Bimteknas Demokrat Takjub dengan Keindahan Pantai Kasap, “Raja Ampat-nya Pacitan”

1 Oktober 2025 - 17:00 WIB

Trending di Pariwisata