Pacitan, Lensa Pacitan – Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Jawa selama sepekan terakhir memaksa ratusan nelayan di Pacitan menghentikan aktivitas melaut. Tingginya gelombang mencapai 5 meter di beberapa wilayah pesisir, termasuk Pelabuhan Tamperan di Kelurahan Sidoharjo, membuat kapal-kapal nelayan terparkir di dermaga.
Pramono, seorang nelayan asal Cilacap, mengungkapkan bahwa ia telah empat hari tidak melaut akibat tingginya gelombang di tengah laut yang mencapai 4-5 meter sejak Rabu lalu. “Gelombang besar sangat berbahaya bagi kapal kecil seperti jukung. Kami memilih menunggu cuaca membaik,” ujar Pramono Kepada Lensa Pacitan.
Kondisi serupa juga dialami puluhan kapal slerek asal Cilacap yang memilih lego jangkar di Teluk Pacitan, di luar area Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan. Bripka Rudi Dwi Paryanto, anggota Pos Keamanan Laut Terpadu (Kamladu), meminta masyarakat tetap waspada terhadap ancaman cuaca buruk yang masih berpotensi terjadi.
“Gelombang tinggi ini sangat berisiko, terutama bagi aktivitas pelayaran dan nelayan. Kami mengimbau warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Bripka Rudi.
Cuaca buruk ini tidak hanya berdampak pada nelayan, tetapi juga mempengaruhi pasokan ikan di pasar-pasar lokal. Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tamperan pun nyaris terhenti karena sebagian besar nelayan memilih tidak melaut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gelombang tinggi masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan menghindari aktivitas di sekitar pesisir selama kondisi cuaca belum stabil. (not)