Pacitan – Lensa Pacitan, Kreativitas bisa datang dari mana saja, bahkan dari sebuah mimpi. Itulah yang dialami Bripka Wiwi Yohana (40), Bhabinkamtibmas Polsek Tegalombo, Polres Pacitan. Di sela-sela tugasnya menjaga keamanan di Desa Tahunan Baru, Wiwi memiliki usaha sampingan yang unik, yakni memproduksi kerupuk kulit ceker ayam.
Usaha ini saya mulai pada bulan april tahun ini, ceritanya panjang hingga saya menekuni usaha membuat kerupuk ceker, “ kata Wiwi ditulis (18/8/2025).
Usaha ini dijalankannya bersama sang istri, Yamsiyani, ketika ia pulang ke rumahnya di Desa Bancar, Kecamatan Bungkal, Ponorogo. Ayah tiga anak ini mulai merintis bisnis tersebut sejak April lalu, berawal dari ide yang muncul setelah dua malam berturut-turut bermimpi disuapi kerupuk ceker oleh mendiang neneknya.
“Saya berpikir, apa bisa ceker dibuat kerupuk? Ternyata bisa. Tapi untuk membuatnya renyah, saya butuh waktu sebulan penuh mencoba, menghabiskan sekitar 13 kilogram ceker,” ujar Wiwi.
Wiwi mengaku sempat kebingungan mencari pasar. Namun, setelah membagikan hasil kreasinya ke tetangga dan teman, respon positif mulai berdatangan. Bahkan, Kapolres memesan 100 bungkus, dan pesanan juga datang dari Magetan. Omzet sementara usahanya kini mencapai sekitar Rp3 juta per bulan.
Kalau bulan ini mungkin lebih, karena Pak Kapolres Ayub (AKBP.Ayub Diponegoro Azhar) pesan seratus bungkus,”jelasnya.
Proses pembuatan kerupuk ceker ini dimulai dari membersihkan kulit ari dan memotong kuku ceker, lalu mencucinya hingga benar-benar bersih. Ceker kemudian direndam bumbu halus selama 15 menit, direbus hingga lunak, lalu dipisahkan daging dari tulangnya. Setelah dijemur di bawah terik matahari hingga kering, ceker digoreng hingga matang dan siap dikemas.
“50 gram saja jual 10 ribuan, kalau beli 10 masih saya kasih bonus, “lanjutnya.
Meski harus membagi waktu antara tugas kepolisian dan usaha, Wiwi tetap semangat. “Saya punya tanggungan keluarga. Selama ada kemauan, usaha pasti ada jalan,” tegasnya.
Kerupuk kulit ceker buatan Bripka Wiwi Yohana kini tak hanya menjadi camilan gurih, tetapi juga simbol kreativitas dan semangat pantang menyerah seorang polisi di Pacitan. (not)