Menu

Mode Gelap
Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan Pedet Berkaki Enam Lahir di Pringkuku, Pacitan, Bikin Heboh Warga DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas

Peristiwa

Diduga Terdampak Tanah Gerak, Tower Sutet PLTU Jatim 1 Roboh

badge-check

TULAKAN – lensapacitan.com, P.T. PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBTB) langsung mendatangi lokasi SUTET T-54 kemarin (18/10). Penyebab robohnya tower tersebut segera dikulik.

Senior Manajer Pemeliharaan Tejo Wihardiyono mengatakan, ambruknya tower dikarenakan adanya gejala tanah gerak. ‘’Beberapa waktu yang lalu, kami melakukan studi dengan ITS Surabaya. Di sini termasuk tanah gerak. Kemungkinan besar karena kondisi itu,’’ kata Tejo.

Tejo menekankan, tidak unsur lain yang menyebabkan robohnya tower T-54. Dikatakannya, kondisi tanah gerak tidak hanya di tapak tower. Melainkan, termasuk lahan di sekitar tower dengan ketinggian sekitar 70 meter itu.

 ’’Transmisi (tower) ini mengalirkan listrik dari PLTU Pacitan dengan kapasitas 600 mega watt. Untuk disalurkan ke beberapa wilayah di Jatim dan Jateng bagian selatan,’’ jelasnya.

Robohnya tower T-54 tidak begitu banyak menimbulkan dampak. Tejo menuturkan, hanya sekitar satu jam terjadi pemadaman bagi wilayah aliran listrik melalui T-54. Pun, untuk beberapa pelanggan lokal di daerah Sudimoro. Setelah itu, lanjutnya, listrik sudah normal kembali.

‘’Untuk Pacitan, dialihkan melalui jaringan transimisi dari Ponorogo. Begitu juga daerah-daerah terdampak lain yang juga dilakukan pengalihan seperti itu. Karena, saluran seperti ini nyambung secara interkoneksi,’’ paparnya.

Dengan adanya insiden tersebut, pihak PLN tidak mengalami kerugian dalam hal pemakaian. Tejo mengklaim begitu lantaran dampak pemadaman yang terjadi hanya sekitar satu jam. Kendati begitu, robohnya tower T-54 juga merembet ke tower T-53 dan T-56 yang patah pada bagian ujung. Sementara itu, harga satu tower SUTET mencapai Rp 400 juta. ‘’Kalau yang roboh ini akan diganti total nanti,’’ ujarnya.

Sejatinya, tower T-54 termasuk dalam daftar relokasi. Itu berdasar studi yang dilakukan pihak PLN dengan akademisi. Namun demikian, saat roboh pada Kamis malam (17/10), tower T-54 belum tersentuh pengerjaan. Tejo mengatakan, tim pengerjaan baru memperbaiki T-56 yang berjarak sekitar 800 meter dari T-54.

‘’Sebelum roboh, tidak ada tanda-tanda teknis. Beda dengan T-56 yang sudah kelihatan bengkok pada di ujung pada bagian transmisinya,’’ pungkas Tejo. (not)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia

18 Oktober 2025 - 16:05 WIB

Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas

18 Oktober 2025 - 13:06 WIB

Sakit Hati Disebut Cucu Pungut, Remaja di Pacitan Tega Bacok Neneknya

14 Oktober 2025 - 23:52 WIB

Anak Pelaku Pembacokan Sadis di Pacitan Diamankan, Jadi Saksi Kunci Kasus

21 September 2025 - 18:35 WIB

Anggota Polres Pacitan Jadi Korban Tabrak Lari, Polisi Telusuri Pelaku Lewat Rekaman CCTV

13 September 2025 - 09:05 WIB

Trending di Peristiwa