PUNUNG, Lensa Pacitan – Jika Anda mencari destinasi wisata edukatif di Pacitan, Museum Song Terus adalah pilihan yang tepat. Terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung, museum ini berada di kawasan situs prasejarah Goa Song Terus, hanya 100 meter dari Goa Tabuhan. Lokasinya strategis dan mudah dijangkau, menjadikannya tujuan ideal saat liburan sekolah.
Menurut Kepala Unit Museum Song Terus, Albernus Nikko Suko Dwiyanto, museum ini menyajikan perjalanan sejarah manusia, kebudayaan, dan lingkungan di kawasan Gunung Sewu sejak zaman prasejarah hingga kini. Berbagai koleksi, seperti alat-alat batu, fosil flora dan fauna, hingga kerangka manusia purba, dipamerkan untuk memberikan gambaran tentang kehidupan masa lampau.
“Beberapa alat diverifikasi dengan membandingkannya pada peralatan serupa yang masih digunakan hingga sekarang,” ungkap Nikko.
Desain futuristik museum ini menjadi daya tarik tersendiri. Dirancang oleh arsitek terkenal Ridwan Kamil, museum ini tidak hanya menampilkan koleksi, tetapi juga memanjakan pengunjung dengan visual modern. “Informasi tentang manusia purba seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus erectus, dan Homo soloensis tersaji lengkap melalui sketsa dan ilustrasi,” imbuhnya.
Museum Song Terus memiliki enam galeri yang menyajikan tema khusus secara berurutan, memudahkan pengunjung memahami sejarah Gunung Sewu, baik dari segi lingkungan maupun peradabannya. Salah satu sudut menarik adalah ruang audio visual yang menghadirkan suasana kehidupan manusia purba dengan pencahayaan dan tata suara yang dramatis.
Sebagai salah satu dari 18 museum nasional yang mengadakan program Obyek Pemajuan Kebudayaan, Museum Song Terus menggelar Song Terus Expo bertema Jagat Mbah Sayem pada akhir tahun lalu. Acara ini menghadirkan pameran kebudayaan, arak-arakan hasil bumi, seni pertunjukan, hingga pameran makanan khas Pacitan.
“Jagat Mbah Sayem” merujuk pada temuan kerangka manusia purba yang ditemukan pada 1999 di Goa Song Terus. Temuan ini dianggap sangat berharga karena memberikan bukti sejarah keberadaan manusia purba di kawasan Gunung Sewu sejak ribuan tahun lalu.
Kurator pameran, Budhi Hermanto, menambahkan bahwa acara ini juga menyajikan tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, teknologi tradisional, hingga permainan rakyat. “Arak-arakan budaya dari Goa Tabuhan menuju Museum Song Terus menjadi simbol rasa syukur warga atas kehadiran museum ini,” ujarnya.
Museum Song Terus tak hanya menjadi bukti sejarah peradaban manusia, tetapi juga menjadi simbol pelestarian budaya lokal yang terus hidup di Pacitan. Jadi, jika Anda berkunjung ke Pacitan, pastikan untuk menjadikan Museum Song Terus sebagai salah satu destinasi utama.(not)





















