LENSA PACITAN Program Sekolah Rakyat (SR) di Pacitan kembali memasuki fase penting. Setelah tahap pertama berjalan sukses, pemerintah pusat kembali mengucurkan anggaran besar senilai Rp 565 miliar untuk pembangunan SR Tahap II. Proyek strategis nasional ini diharapkan semakin memperluas akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat Pacitan.
Pekan lalu, Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turun langsung meninjau calon lokasi pembangunan di Kelurahan Sidoharjo. Lahan seluas 7,65 hektare yang berada di sisi timur Wisma Atlet Pacitan menjadi titik yang disiapkan sebagai pusat pendidikan baru tersebut.
Sekretaris Dinas Sosial Pacitan, Luky Puspitosari, menjelaskan bahwa kunjungan tersebut difokuskan untuk memastikan kesiapan lahan sebelum proses pembangunan dimulai. “Intinya cek kesiapan untuk dibangun,” terangnya.
Dalam peninjauan itu, tim Kementerian PUPR turut didampingi Dinas PUPR Pacitan dan Dinas Sosial Pacitan. Pemeriksaan meliputi kelayakan lahan, dokumen teknis, hingga proses perizinan. Rencananya, pembangunan SR Tahap II mulai dikerjakan November ini dan ditargetkan rampung pada Juni tahun depan.
Meski begitu, Pemkab Pacitan masih perlu menuntaskan satu kendala teknis: adanya perbedaan luasan lahan antara data BPN dan kondisi riil di lapangan. Pemerintah pusat sejauh ini mengacu pada ukuran versi BPN, sehingga Pemkab harus melakukan verifikasi ulang serta menyiapkan sosialisasi kepada warga sekitar.
Luky menambahkan, beberapa dokumen penting seperti KKPR, PBG, dan UKL-UPL kini tengah disiapkan agar proses pembangunan bisa berjalan tanpa hambatan.
Program Sekolah Rakyat merupakan upaya pemerintah pusat menghadirkan pendidikan terstruktur dan intensif, yang menyasar peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di Pacitan sendiri, dua SR telah beroperasi: SR 1-B di Kantor Diklat dan SR 1-C di BLK Pacitan, dengan jumlah total peserta didik mencapai 148 siswa.
Dengan hadirnya SR Tahap II, Pacitan diharapkan semakin siap mencetak generasi muda yang unggul, berdaya saing, dan memiliki akses pendidikan yang lebih merata. (Not)





















