Menu

Mode Gelap
Gedung Diklat BKPSDM Pacitan Siap Difungsikan Jadi Sekolah Rakyat Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah Tiga Lifter Putri Pacitan Borong 8 Medali di Porprov Jatim 2025 Antisipasi Wisatawan Tenggelam, Petugas Tempatkan Ban dan Rambu Larangan Berenang 10.689 Peserta PBI-JK di Pacitan Dinonaktifkan, Warga Diminta Segera Cek Kepesertaan Disparbudpora Pacitan Siap Sambut Wisatawan Saat Libur Panjang Sekolah

Peristiwa

Gelombang Selatan Pacitan Makan Korban: Enam Nyawa Melayang dalam Sepekan

badge-check


					Gelombang Selatan Pacitan Makan Korban: Enam Nyawa Melayang dalam Sepekan Perbesar

PACITAN – Lensa Pacitan, Deru ombak pantai selatan Pacitan kembali membawa kabar duka. Dalam rentang waktu sepekan, enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan laut di berbagai lokasi pesisir. Musibah beruntun ini menjadi alarm keras bagi wisatawan dan warga untuk tidak meremehkan bahaya laut, terutama fenomena rip current dan gelombang tinggi yang kerap terjadi di kawasan ini.

Tragedi bermula pada Sabtu, 5 April 2025, saat tiga wisatawan asal Ponorogo tenggelam di muara Sungai Kedung Gombang, Dusun Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo. Mereka adalah Agus Widodo (33), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Mutaqin (22), yang diketahui berenang tanpa pengawasan rombongan pada siang hari.

Selang sepekan, tepatnya Sabtu, 12 April 2025, insiden kembali terjadi di Pantai Klayar, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. Tiga remaja terseret ombak saat bermain air. Dua di antaranya, Ahmad Yudhianto (18) dan Irvan Arrosyidin (16) asal Boyolali, tewas, sementara satu korban lainnya berhasil selamat.

Masih di hari yang sama, seorang pemancing bernama Suraji, warga Dusun Watuadeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, hilang tersapu ombak saat memancing di atas batu karang. Hingga Minggu (13/4), tim SAR masih melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.

Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengungkapkan bahwa fenomena arus balik atau rip current menjadi salah satu penyebab utama tenggelamnya korban. Ia mengingatkan, arus ini sangat kuat dan berbahaya, serta sulit dikenali oleh orang awam.

“Arus ini cenderung terlihat datar, berbusa, dan gelap. Dalam hitungan detik, korban bisa terseret ke tengah laut,” terang Erwin.

BPBD telah memasang sejumlah larangan berenang di titik-titik rawan dan secara berkala memberikan imbauan melalui berbagai media. “Kami mohon kesadaran wisatawan dan masyarakat. Jangan abaikan rambu yang ada. Keselamatan adalah yang utama,” tegasnya.

Dengan cuaca yang masih tak menentu dan gelombang tinggi yang bisa datang sewaktu-waktu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak memaksakan diri beraktivitas di kawasan pesisir yang berisiko tinggi. (not)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Akibat Crane Tak Berfungsi, Truk Pengangkut Tiang Listrik Terguling

22 Juni 2025 - 18:06 WIB

Tabrakan di Jalur Pacitan–Trenggalek, Pelajar Luka Serius akibat Lampu Motor Mati

22 Juni 2025 - 09:48 WIB

Jasad Anak Perempuan Korban Tenggelam di Pancer Ditemukan, Dua Lainnya Masih Dicari

21 Juni 2025 - 13:14 WIB

Empat Orang Terseret Ombak di Pantai Pancer Door Pacitan, Satu Ditemukan Meninggal Dunia

21 Juni 2025 - 05:22 WIB

Misteri Jasad Suprapti, Ditemukan Tergeletak di Bibir Pantai

20 Juni 2025 - 11:23 WIB

Trending di Peristiwa